Relasi otak (pola pikir) dengan komunikasi dua arah :

 

 

Relasi otak (pola pikir) dengan komunikasi dua arah :

Otak besar terdiri dua belahan, belahan kiri dan kanan yang mempunyai fungsi masing–masing . Kedua belahan otak dihubungkan oleh ikatan serabut saraf yang disebut Corpus Callosum (Mid brain - golden bridge). Jika anak ingin mempelajari kata baru, maka anak harus mengenali bunyi suku kata yang membentuk kata dan ini diatur oleh otak kiri, sedang mengenali dan memahami kata serta kalimat ini diatur oleh otak kanan.

Sedang penghubung itu sendiri atau corpus Callosum-Midbrain, sudah diaktifkan saat anak mulai melakukan gerakan merangkak dan gerakan bersilang. Dan melalui aktivitas otak kiri, kanan dan Mid Brainnya anak belajar berkomunikasi dua arah, dimana tentunya pola pikir pun akan teraktivkan bila anak tidak di potong terus menerus pembicaraannya, sehingga disitu logikapun mulai terjadi. Disinilah kecerdasan itu mulai ada, dan akan berkembang terus sepanjang hayatnya.

Melakukan sesuatu dengan baik dan benar unutk mengembangkan komunikasi dan pola pikir yang akurat memang anak membutuhkan pelatihan STNR (Symetris Tonus Neck Reflex) dan ATNR (Asymetris Tonus Neck Reflex) yang bisa dilakukan bersama dengan latihan gerak tubuh, agar refleksnya bisa berubah menjadi gerakan yang bertujuan yang disebut juga dengan pelatihan psikomotorik.

Perkembangan manusia memang harus selalu melalui tahapan perkembangan motorik yang sesuai dengan urutannya. Semua tahapan perkembangan motorik harus dijalani,tidak boleh ada yang terlewati terutama tahapan perkembangan merangkak karena pada saat itu Corpus Callosum (Mid Brain) diaktifkan, karena Mid Brain ini akan memperlancarkan dan meningkatkan perkembangan kognisi anak serta komunikasi dua arah.

Apalagi sudah kita temukan di lapangan beberapa kasus anak yang mengalami kesulitan berkomunikasi dua arah dan ternyata anak–anak tersebut memang tidak mengalami tahap merangkak yang cukup lama secara baik.

Walaupun demikian, sebagian besar tenaga medis dan paramedis belum mau menerima kenyataan tersebut. Hal ini kemungkinan merupakan dampak tradisi orangtua yang kurang menyukai bila anak merangkak di lantai karena dianggap kotor dan tidak higienis, serta dinilai menyulitkan dalam mengasuh.

Jadi jangan penggal anak bila sedang bercerita, ini akan mematikan pola pikir anak, membuat anak menjadi kurang spontan dan kurang cerdas. Effek negatifnya pada orang yang kurang bisa berkomunikasi, mereka akan selalu mencari jalan pintas....(kekerasan)

Sumber:  facebook.com