Saatnya Posyandu Sosialisasikan Program KB

Selama ini,Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sekadar tempat pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan timbang bayi. Padahal, Posyandu bisa memiliki peran lebih luas di antaranya mensosiaisasikan program Keluarga Berencana (KB).

Karenanya, PKK bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berintegrasi dalam kegiatan Posyandu untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), menanggulangi balita dengan gizi buruk, serta mempercepat terwujudnya Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.

Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup yang merupakan tertinggi Se-ASEAN.

Pemerintah masih dituntut bekerja keras menurunkannya hingga tercapai target Millennium Development Goal (MDG) 5, menurunkan AKI menjadi 102/100.000 pada tahun 2015.

Sedangkan berdasarkan (Riset Kesehatan Dasar) Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risikoterlalu, yaitu terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun) sebanyak 27%.

Terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6% dan terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak 11,8%, dan (4) terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun).

"PKK sudah 17 tahun berkiprah selama 17 tahun dalam peningkatan cakupan KB melalui kesatuan gerak PKK-KB-Kes. Rata-rata peningkatan cakupan KB antara 25-30% setiap tahunnya," kata Kutua IV TP PKK, Susi Subekti dalam siaran persnya yang diterima INILAH.COM, Selasa (13/4).

Sementara itu, Ketua BKKBN Dr dr. Sugiri Syarief menjelaskan bahwa program KB sejak tahun 2009 sampai tahun 2011 telah menunjukan hasil yang cukup baik, dimana pencapaiannya melebihi target yang ditentukan.

Melalui peran pos pelayanan terpadu (Posyandu) di seluruh Indonesia, maka kesertaan masyarakat mengikuti keluarga berencana, dan bidang kesehatan lainnya dapat ditingkatkan.

Namun, menurut Sugiri, beberapa tahun terakhir ini gaung Posyandu kurang terdengar, tidak seperti di tahun 1980an.

“Banyak yang tidak aktif, Padahal bisa menjadi tempat penyuluhan KB, masalah kesehatan, dan lainnya," ujar Sugiri

Saat ini Posyandu yang aktif di seluruh Indonesia ada 272.000 unit. Kalau jumlah keseluruhan Posyandu lebih dari 500.000 unit, tapi banyak tidak aktif, sambung Susi Subekti. Kader PKK (pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga) yang ada di lingkungan RT dan RW sebagai penggerak Posyandu.

Tahun lalu, BKKBN telah mencoba untuk menggerakan kembali posyandu bersama tim TP PKK ke beberapa daerah. Namun hasilnya belum maksimal dan belum terdengar gaungnya. Tahun ini, BKKBN akan kembali melakukan kegiatan bersama PKK untuk menghidupkan posyandu.

“Tahun ini, BKKBN akan bermitra dengan PKK untuk lebih menghidupkan posyandu di Indonesia, namun saya berharap rekan-rekan media tuk membatu menggemakangaungnya”, pungkas Sugiri.

 

Sumber: inilah.com