Kesadaran Masyarakat Soal Pendidikan Usia Dini Mengkhawatirkan

 

 

 

 

 

 

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PP-PA) menyesalkan Indonesia baru menggalakkan pendidikan usia dini sehingga jangkauannya masih terbatas. Padahal, penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di negara maju telah berlangsung sejak lama dengan berbasis masyarakat. “Memang pendidikan anak usia dini bukanlah satu-satunya yang paling penting bagi kesuksesan anak di masa depan, namun hal tersebut merupakan satu diantara banyak hal penting yang harus diperhatikan,” ucap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari dalam keterangan tertulisnya saat ‘The Fifteenth Pacific Early Childhood Education Research Association’ di Bali, Jumat (8/8).

Menurutnya, pada tahun 2012 tercatat baru 16,07 persen anak usia 0-6 tahun di seluruh Indonesia yang mengikuti pendidikan anak usia dini atau PAUD. Bahkan di perdesaan tercatat hanya 13,47 persen dan di perkotaan sedikit lebih maju yaitu 18,77 persen. “Perlu komitmen semua pihak termasuk orang tua dan masyarakat dalam membentuk dan mengembangkan pendidikan anak usia dini,” pungkas mantan Ketua Kowani itu. Linda menambahkan, khusus untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar di sekolah.

Saat ini Kementerian PP-PA sedang menyusun dan mengembangkan konsep ‘Sekolah Ramah Anak’ yaitu lingkungan, fasilitas, sarana dan prasarana serta tenaga pendidikan dan kependidikan yang dapat memberikan hak-hak anak. “Sejalan dengan itu kami juga sudah bekerjasama dengan pemangku kepentingan terkait dalam mendesain rute ke sekolah yang ramah anak.”

Selain itu, Kementerian PP-PA telah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembangunan Keluarga yang salah satunya bertujuan untuk mendorong penerapan konsep Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga dalam semua kegiatan pembangunan yang sasarannya dan/atau ditujukan untuk Keluarga. “Dalam Peraturan Menteri ini, yang disebut keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.”

Bagi orang tua, sambungnya, anak merupakan harapan di masa mendatang. Setiap orang mengakui bahwa anak adalah investasi yang tidak ternilai harganya dan kesuksesan anak di masa mendatang adalah kebanggaan bagi orang tuanya. Namun, kesuksesan seorang anak tak akan tercapai jika tidak ditunjang pula oleh kesehatan dan pendidikan yang baik. “Maka dari itu, sudah selayaknya orang tua harus memperhatikan pendidikan bagi anaknya sedini mungkin.”

sumber: indopos.co.id