POLA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DAN KOGNITIF ANAK

 


Proses perkembangan anak hingga usia sekolah, yang mendeskripsikan ciri-ciri “normal” (adaptif) atau “menyimpang” (maladaptif) dengan menggunakan dasar-dasar teori perkembangan psikososial dan kognitif.

Tugas/kebutuhan perkembangan: Usia 0-2 tahun

  • Homeostasis.
  • Diferensisasi somatopsikologik (sensorimotor).
  • Dependency, safety & security.
  • Attachment-mutual recognition.


Kemampuan anak yang adaptif:

  • Keseimbangan      regulasi      internal      (fisiologik,      sensitivitas-responsivitas).
  • Respons Afektif-Interaktif yang multi-Sistim Contigent terhadap pengasuh.
  • Kemampuan  Sensomotorik   semakin   berkembang   &  bertujuan (diferensiasi persona, benda, gerak).


Lingkungan yang adaptif:

  • Sikap keterlibatan yang menyenangkan penuh harapan, dedikasi, protektif, sayang.
  • Merangsang  interaksi  yang  melibatkan  semua  sistim  (sensori-motor-afektif).
  • Responsif dan prediktif terhadap signal-signal komunikasi anak.


Kemampuan anak yang maladaptif:

  • Regulasi  internal  yang  kacau,  fisiologi  tubuh  tidak  menentu, mudah terangsang secara berlebihan (hyperexcitable).
  • Menarik diri, apatis.
  • Tidak ada keterlibatan/respons afektif/ motorik dengan orang lain.
  • Kemampuan sensomotorik tidak harmonis.


Lingkungan yang maladaptif:

  • Kacau, berbahaya, abusive
  • Hiper / hipostimulatif
  • Hubungan/interaksi personal yang dingin, jauh, ambivalen,hostil
  • Tidak komunikatif, tidak sensitif/ menyalahartikan signal-signal komunikasi anak.


Tugas / kebutuhan perkembangan Usia 2-6 tahun:

  • Meningkatkan integrasi & koordinasi, diferensiasi sensomotorik.
  • Mengembangkan otonomi & inisiatif.
  • Meningkatkan diferensiasi representasi simbolik dunia objek dan peristiwa (bahasa, imajinasi, fantasi). – Sifat egosentrik menjadi kebersamaan yang terbatas.


Kemampuan anak yang adaptif:

  • Kemampuan sensomotorik yang lebih kompleks, terintegrasi dan inovatif.
  • Keras kepala, oposisional.
  • Banyak bertanya, banyak ide & fantasi.
  • erhatian besar pada dunia dongeng.
  • Bermain simbolik-imitatif (pretend play).
  • Interaksi afektif interpersonal meningkat.
  • Bermain, melakukan kegiatan bersama masih terbatas.


Lingkungan yang adaptif:

  • Mengagumi otonomi & inisiatif anak.
  • Toleran, Tegas tapi Suportif, Tut Wuri Handayani.
  • Kesiapan emosional menghadapi fluktuasi progresi-regresi anak.
  • Membantu   anak   menghadapi   realitas   “law   &   order”   dalam kehidupan.


Kemampuan anak yang maladatif:

  • Pola perilaku dan Afek yang tidak sesuai/serasi, sempit, kaku, stereotipik.
  • Menarik diri, terlalu pasif, penurut.
  • Kelengketan pada pengasuh cemas berpisah.
  • Hiperagresif, fluktuasi afek yang kacau.
  • Tidak komunikatif, kurang kontak dengan orang lain disekitarnya.


Lingkungan yang maladaptif:

  • Terlalu  intrusif,  mengatur,  melarang/mengekang  inkonsisten, punitif.
  • Terlalu menuntut anak diluar kemampuannya.
  • Terlalu kawatir dan takut pada otonomi anak.
  • Menghambat otonomi & inisiatif anak.
  • Sangat  membatasi  imajinasi,  bermain,  berhubungan  dengan ora



Tugas dan kebutuhan perkembangan Usia 6-12 tahun.:

  • Pengoperasian  sistim  representasional  simbolik  yang  lebih kompleks.
  • Task Completion Ability.
  • Meningkatkan   differensiasi   pelbagai   kegiatan/tugas   yang berhasil karya.
  • Meningkatkan hubungan interpersonal yang bermakna dan luas dengan orang lain (companionship, sharing).


Kemampuan anak yang adaptif

  • Mampu menyelesaikan tugas secara operasional dan tuntas.
  • Perhatian/daya tarik pada diferensiasi tugas/kegiatan yang lebih luas.
  • Mampu membedakan imagery dan realitas.
  • Kagum pada idola diluar orang tua.
  • Keinginan berteman (hubungan teman sebaya).
  • Lebih mampu untuk menunda pemuasan segera.


Lingkungan yang adaptif:

  • Membantu, mendorong anak memperluas diferensiasi representasi simbolik.
  • Mendorong anak untuk asertif dan ekspresif.
  • Membantu anak memantapkan norma-norma sosial (”law & order”).
  • Mendorong dan membantu anak dalam pelbagai “experimentasi” yang sesuai fase perkembangan (ketrampilan skolastik dan extraskolastik, teknologi, hubungan interpersonal).


Kemampuan anak yang maladaptif:

  • Tidak didapatkan elaborasi representasi simbolik.
  • Kemampuan operasional tidak berkembang baik.
  • Masalah dalam mengikuti pelajaran sekolah.
  • “Sense of Self” tidak terdiferensiasi, sempit, kaku.
  • Egosentrik dalam hubungan dengan orang lain.
  • Hubungan afektif dangkal, menarik diri, tidak ada ketertarikan pada hubungan teman sebaya.
  • Tidak tertarikpada kegiatan-kegiatan yang bervariasi.
  • Masalah dalam kemandirian yang sesuai fase anak.



Lingkungan yang maladaptif:

  • Takut atau menyangkal kebutuhan anak untuk semakin mandiri, kompetitif, memperluas kesenangan akan kegiatan yang bervariasi.
  • Kurang menghargai prestasi anak, dingin dan tidak peduli.
  • Inkonsisten dalam disiplin (terlalu permisif- terlalu punitif).
  • Mempertahankan ikatan simbiotik dengan orang tua.
  • Melarang atau terlalu melibatkan anak dalam kompetisi.
  • Tuntutan pendidikan diluar batas kemampuan anak.
  • Memakai anak untuk kepuasan narsistik orang tua.

 

  • Setiap pendekatan klinis untuk mengerti normal atau menyimpangnya perkembangan anak harus dimulai dengan melakukan assessment dari semua faktor itu, dan difokuskan secara lebih spesifik pada yang terkait dengan penanganan anak sehari-hari.
  • Fase remaja tidak dibicarakan pada kesempatan ini karena, selain terbatasnya waktu, masa remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya anak melalui tahapan-tahapan pra remaja. Masa remaja akan berlangsung secara relatif tenang dan bebas dari gejolak-gejolak besar, bila ia telah melalui tahapan pra remaja dengan baik.



Supported  by CLINIC FOR CHILDREN
Yudhasmara Foundation
JL Taman Bendunga
n Asahan 5 Jakarta Indonesia 102010

Sumber:  developmentbehaviourclinic.wordpress.com