Program KB Jadi Investasi Jangka Panjang
Walaupun program KB tidak menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD), tetapi hakikatnya justru merupakan investasi jangka panjang, yang pada suatu saat apabila tidak berhasil mengendalikan jumlah penduduk dapat membuahkan persoalan cukup kompleks sebagai bom waktu yang siap meledak.
"Oleh karena itu, investasi melalui Program KB pada hakikatnya merupakan PAD yang akan didapat pada masa yang akan datang setelah kurun waktu tertentu. Dan, seyogyanya menjadi prioritas dalam pembangunan yang berwawasan kependudukan," kata Wakil Ketua Ikatan Penulis dan Pemerhati KB dan Kependudukan (IPKB) Kabupaten Cirebon, Ibnu Saechu, Rabu (9/1/2013).
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB (BPPKB) Kabupaten Cirebon H. Moh. Sofyan seperti disampaikan Kasubid AKSI (Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi) Husein Fauzan mengatakan, Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
"Pengendalian pertumbuhan penduduk merupakan investasi jangka panjang, sehingga hasilnya tidak dapat dipetik atau dinikmati seketika dalam waktu yang singkat, seperti makan cabe yang langsung dapat dirasakan pedasnya. Akan tetapi KB merupakan proses pengendalian pertumbuhan penduduk yang hasilnya akan dipetik atau dinikmati paling tidak sekitar lima atau sepuluh tahun yang akan datang," kata Husein sesaat setelah menerima kunjungan Tim Recheking Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan dari Propinsi Jawa Barat di Desa Matangaji Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
Disebutkan, pengendalian pertumbuhan penduduk berarti paling tidak akan berbicara jumlah peserta KB baru baik pelayanan pemerintah maupun swasta, peserta KB aktif, drop out peserta KB, reaktif peserta KB, peserta KB lestari, kemudian kita akan berbicara TFR (Total Fertility Rate/Angka Kelahiran Total), dan LPP (laju pertumbuhan penduduk).
Husein menegaskan, keberhasilan program kependudukan dan KB di Kabupaten Cirebon telah menunjukkan hasil yang cukup positif, ditandai dengan semakin menurunnya TFR (Total Fertility Rate/ Angka Kelahiran Total). Dari TFR sebesar 5,37 pada tahun 1970 turun menjadi 2,36 pada tahun 2000, dan turun lagi menjadi 1,93 pada tahun 2007. Artinya pada tahun 1970 setiap keluarga rata-rata memiliki anak 5 sampai 6 orang, pada tahun 2000 setiap keluarga rata-rata memiliki anak 2 sampai 3 orang, dan pada 2007 turun lagi menjadi setiap keluarga rata-rata memiliki anak 2 orang.
Namun, Fauzan mengingatkan bahwa tahun 2009 TFR naik menjadi 2,23 artinya setiap keluarga rata-rata memiliki anak 2 sampai 3 orang. Ternyata mempertahankan lebih berat dari pada mencapai. Oleh karena itu, Program KB saat ini kedepan akan lebih berat untuk mempertahankan karena pada saat bersamaan semakin bertambah jumlah penduduk beserta segudang permasalahannya.
Pada kesempatan kunjungan Tim Recheking Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan dari Provinsi Jawa Barat di Desa Matangaji diperoleh pelayanan KB sebanyak 92 terdiri dari IUD 25 orang dan Implan 67 orang.
Sumber: pikiran-rakyat.com