Home Keluarga Berencana Penduduk Dunia 7 Miliar

Penduduk Dunia 7 Miliar


Senin 31 Oktober 2011 hari ini , penduduk bumi yang ke-7 miliar lahir ke dunia. Ia merupakan bayi yang ke-satu miliar dalam kurun waktu 12 tahun terakhir. Sebab pada akhir tahun 1999 penduduk dunia (baru) berjumlah 6 miliar jiwa.

Dengan kata lain, dalam waktu 12 tahun (1999-2011), penduduk dunia bertambah satu miliar jiwa. Suatu pertumbuhan yang spektakuler, mengingat pada kurun waktu sebelumnya pertambahan penduduk dunia sebanyak 1 miliar jiwa itu memerlukan waktu selama 3 dekade atau 30 tahun. Bagaimana dengan kondisi laju pertumbuhan penduduk Indonesia? Berdasar hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 yang menunjukkan populasi 237,6 juta, penduduk Indonesia bertambah 31 juta jiwa dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Suatu laju pertumbuhan yang juga spektakuler, mengingat pada kurun waktu yang sama jumlah penduduk Republik Rakyat China (RRC) hanya bertambah 73 juta jiwa. Padahal populasi penduduk negeri China daratan itu 1,3 miliar jiwa atau 5 kali lipat jumlah penduduk Indonesia. Dengan menghadap-hadapkan Indonesia - China, kita memperoleh kesan kuat, RRC secara gemilang berhasil menekan laju pertumbuhan penduduknya. Sebab kalau menggunakan matematika ala Indonesia, seharusnya pertambahan jumlah penduduk RRC 5 kali pertambahan penduduk Indonesia — sebanyak 5 kali 31 juta jiwa = 155 juta jiwa. Tetapi pertumbuhan yang terjadi kurang dari setengahnya.

KEPALA BKKBN Pusat DR Dr Sugiri Syarief MPA merasa masygul dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama satu dekade atau satu setengah dekade terakhir. Dengan perkiraan angka TFR yang berkisar antara 2,3 - 2,5 anak perwanita, saat membuka Rapat Konsolidasi ‘Service Center’ Pengelolaan Program Kependudukan dan KB di Yogyakarta 21 September 2011, Sugiri Syarief menyatakan, “gambaran angka-angka itu memberikan peringatan kepada kita untuk bekerja lebih keras dalam mengendalikan angka kelahiran”. Sugiri Syarief mengakui, permasalahan kependudukan di Indonesia bukan hanya berkaitan dengan masalah kuantitas. Namun juga dari aspek kualitas, persebaran dan mobilitas, administrasi kependudukan, dan aspek-aspek lainnya. Dari aspek kualitas, ia menyadari bahwa kualitas hidup penduduk Indonesia masih relatif rendah — baik dari kualitas kesehatan, pendidikan, sosial dan ekonomi. Salah satu indikator yang menjadi acuannya adalah masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang masih berada pada urutan 108 dari 188 negara di dunia.

Menyadari kondisi dan berbagai permasalahan Program Kependudukan dan KB tersebut, revitalisasi program tidak bisa ditawar-tawar lagi. Revitalisasi dalam berbagai aspek yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV di Ambon Maluku pada 29 Juni 2007 merupakan harga mati yang harus dilaksanakan. Revitalisasi program itu antara lain ditempuh dengan melakukan penguatan kembali komitmen dengan para stakeholder dan mitra kerja BKKBN. Komitmen itu ditandai dengan pembaharuan MoU dengan mitra kerja paling strategis, yakni para kepala daerah dalam hal ini bupati dan walikota. Hasilnya pun cukup menggembirakan.

Para bupati dan walikota dalam dua tahun terakhir ini saling berlomba menunjukkan komitmennya — menjadikan program KB sebagai urusan wajib pemerintahan yang harus dilaksanakan. Secara pelahan tetapi pasti, Program Kependudukan dan KB kini menggeliat bergaung kembali seperti di era tahun 1980-an hingga 1990-an. Tidak lagi ‘nyaris tak terdengar lagi’ setelah selama hampir satu dasawarsa menjadi terlupakan sama sekali di era reformasi. q - k. (3541-2011). *) Soeparno S Adhy, Sekretaris Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) DIY.


Sumber: kr.co.id

 
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner

"Tentu saja bukan sekedar iseng. Ini satu panggilan yang sangat menyenangkan"
Bu Ida Kader dari RT 2

Banner
free counters
Free counters

My site is worth$15,643.58Your website value?