Kasus KDRT Mendominasi

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), masih mendominasi penyebab sejumlah kasus perceraian di Balikpapan. Hal tersebut diungkapkan oleh Divisi Advokasi Koalisi Perempuan Balikpapan (KPB) Aniroh.

Pasalnya, dari 30 kasus yang pernah di tangani secara formal oleh pihaknya, sebanyak 50 persen di antaranya terjadi akibat penganiayaan secara fisik yang akhirnya berujung pada perceraian.  “Dari puluhan kasus yang kita tangani, memang kekerasan fisik yang banyak menjadi pemicunya,” kata Aniroh, beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, kasus KDRT yang terjadi di Balikpapan masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan kasus KDRT kota-kota lain di Indonesia.  “Tetapi di Balikpapan masih tergolong kecil, jika dibandingkan dengan kasus KDRT yang berujung perceraian di kota-kota besar lainnya,” terang dia.

Namun, kebanyakan kasus KDRT yang ditangani pihaknya, banyak yang memilih menolak untuk mengungkapkan idientitasnya dengan alasan tertentu. Hal tersebut dikatakannya, malah menambah lemah eksistensi wanita di Balikpapan, yang sebenarnya banyak yang menurutnya terbilang mandiri dan secara intelektual mampu menunjukkan kesetaraan mereka dengan para lelaki yang banyak menjadi pelaku KDRT.

“Ironis memang, karena sebenarnya perempuan di Balikpapan banyak yanmg mandiri, dan memiliki eksistensi di lingkungan sosial, namun masih tabu membicarakan dirinya yang pernah menjadi korban KDRT dalam rumah tangganya,” ungkap dia.

Dari data yang dimiliki pihaknya, kasus perceraian di Balikpapan masih tergolong tinggi, mengingat dalam sehari kasus perceraian yang ditangani Pengadilan Agama Balikpapan berada dalam kisara 4 sampai lima kasus.

“Jadi, antara empat sampai lima kasus, jadi setiap hari selalu ada yang berubah status menjadi janda di Balikpapan,” pungkas dia.

Sumber: balikpapanpos.co.id