Home KDRT - Human Trafficking KDRT: Antara Urusan Rumah Tangga dan Kezaliman

KDRT: Antara Urusan Rumah Tangga dan Kezaliman

 

Semula saya mengira bahwa KDRT (baca: Kekerasan dalam rumah tangga) hanya terjadi pada keluarga yang mempunyai permasalahan ekonomi saja, tetapi berita yang saat ini sedang menghiasi TV di Indonesia adalah berbagai jenis KDRT mulai dari perempuan cantik baru berusia 17 tahun bak cinderella yang tinggal di lingkungan istana tetapi kabur meninggalkan semuanya, ada pula artis yang mengalaminya di saat usia pernikahannya baru seumur jagung, bahkan isteri pejabat juga mengalaminya, ternyata rumah tangga mapan juga bisa mengalami KDRT.
Manohara Kdrt


Bentuk KDRT

Jika anda search tentang kekerasan dalam rumah tangga di internet, akan diperoleh begitu banyak unduhan yang bisa dibaca.  Kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi pada anak, masih ingat kisah Arie Hanggara seorang anak yang dihukum secara berlebihan oleh kedua orang tuanya yang kalap beberapa tahun lalu - sebuah keluarga mapan - hingga meninggal dan kedua orang tuanya diseret ke pengadilan.  

Baru baru ini dapat kita baca kisah seorang anak berusia 8 tahun yang dicambuk dan dipukul oleh ayah tirinya - seorang pengamen di Bogor - karena tertidur ketika sedang menjaga adiknya yang berusia 1 tahun akibat kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berhubung sang ibu bekerja di pabrik dan baru bisa pulang seminggu sekali.

Kekerasan terhadap PRT Indonesia di negeri asing tak terbilang banyaknya, berita yang baru saja tayang di TV adalah Siti Hajar yang mengalami KDRT selama 3 tahun di negeri Jiran.  Coba saja apabila kejadian ini dilakukan di Indonesia, diketahui tetangga dan masuk berita koran.....nggak tahu deh urusannya. Saking seringnya hal ini terjadi sehingga kadang kita berkomentar ”ah itu sih sudah biasa”, malah kadang kita berpikir ”sudah banyak contohnya, kok masih mau saja mengadu nasib ke LN, mending kalau punya keahlian”.

Nyatanya yang sukses juga tidak sedikit. Ya iming iming gaji yang lebih, kesempatan kerja di DN yang terbatas, kebutuhan rumah tangga dan harapan akan masa depan mengalahkan segala ketakutan, toh yang namanya nasib bisa terjadi dimana saja.  Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali apabila orang tersebut berusaha. Tapi orang jawa mengatakan: ”ngono yo ngono, ning mbok ojo ngono”, terjemahan lepasnya ”begitu sih boleh saja, tapi jangan begitu dunk”, nah bingung khan, maksudnya sebetulnya apabila TKW ini dipersiapkan dengan baik seperti TKW Philippina barangkali nasibnya tidak senelangsa itu.

Kdrt PerempuanKDRT terjadi dalam bentuk kekerasan fisik, psikis, seksual dan ekonomi. Kekerasan dalam rumah tangga justru lebih banyak terjadi antara suami istri, parahnya hampir selalu pihak perempuan yang menderita.

Hal ini disebabkan dalam masyarakat kita predikat janda masih selalu berkonotasi negatif terutama akibat perceraian lebih dianggap sebagai ketidak mampuan perempuan mengurus rumah tangga, dalam budaya Jawa dikenal serat Centini dimana diilustrasikan bagaimana seharusnya menjadi seorang perempuan Jawa yang lemah lembut, pandai mengurus rumah, merawat tubuh, dan menyenangkan suami. Sehingga apabila terjadi perceraian pihak perempuan masih sering disalahkan karena dianggap tidak dapat menjaga rumah tangganya, memalukan dan meresahkan keluarga. Akibatnya pihak isteri selau menahan diri ketika terjadi pertengkaran, dicaci maki adalah termasuk kekerasan karena membuat jiwa tertekan, bahkan depressi. Serba salah, ketika mengadu ke ortu, sekali masih disuruh berbaikan, coba saja kalau dua tiga kali seorang anak perempuan mengadu ke ortu, bisa bisa ortu meradang begini: ”seumur umur papa tidak pernah menampar kok bisa bisanya suamimu melakukannya, sudah cerai saja”.  Ini bukan kisah rekaan tetapi kisah nyata.  Kalau gak curhat nyeseknya setengah mati, maksud hati mau ngadu bisa bisa malah disuruh cerai, nah lo.

Penyebab KDRT

Kompilasi data yang dilakukan oleh komnas perempuan tentang kekerasan pada perempuan mencapai 25.522 kasus pada tahun 2007, sebanyak 8.555 kasus ditangani oleh peradilan agama. Artinya perempuan bertumpu pada peradilan agama untuk melepaskan diri dari jeratan kekerasan yang menimpanya. (http://www.scribd.com/doc/5093508/Referensi-Bagi-Hakim-Peradilan-Agama-Tentang-Kekerasan-Dalam-Rumah-Tangga).

Menurut Kompas 28 Maret 2009 kasus KDRT bukannya menurun bahkan meningkat 100%, pada tahun 2008 kasus KDRT mencapai 56.000 kasus, menurut Komnas perempuan hal ini bukan karena kasusnya yang bertambah tetapi karena lebih mudah akses informasi bagi lembaga pendamping korban. Mudah mudahan begitu.

Mengapa KDRT begitu banyak?

Menurut referensi di atas penyebab KDRT karena ketidak setaraan dan ketidak adilan gender. Bentuk ketidak adilan gender bisa disebabkan karena subordinasi perempuan, dimana laki laki dianggap titik pusat (ordinat) sedangkan perempuan sebagai subordinat yang bergantung pada titik tersebut.  Terutama ketergantungan ekonomi.  Wah..... yang ini benar benar berat, ketidak pahaman tentang kewajiban seorang suami membuat perempuan menjadi lemah dan sangat bergantung.

kdrtSebut saja ketika suami mendapat masalah di luar rumah, isteri bisa bisa menjadi pelampiasan kekecewaan dan ketidakberdayaannya.  Lha perempuan juga sering bersifat matre, begitu melihat laki laki mapan langsung deh disosor gak peduli tua, senangnya kok ”ngunduh saja gak mau menanam”, yaaaa kalau awak masih muda dan menarik, kalau sudah tidak menarik dan tidak diperlukan lagi bisa bisa didepak, ini contoh laki laki terhadap perempuan atau sebaliknya ya? Aaah gaklah yaaa, barangkali ada yang begitu tapi itu khan cuma kasus, bergantung pada pendekatannya.

Perempuan masih dianggap kaum pinggiran atau istilah kerennya dimarjinalkan.  Isteri juga sering menanggung beban ganda, andai saja semua laki laki mau berbagi beban, kalau ini sih rasanya semua kokiers sudah melaksanakannya.  Perempuan paling rawan mengalami kekerasan baik fisik, psikis, seksual maupun ekonomi.  Adanya pelabelan status bagi perempuan membuat perempuan sering tidak mau melaporkan kekerasan yang dialaminya karena biasanya takut dengan kata cerai.

Masyarakat yang abai

Jika seorang perempuan mengalami KDRT maka masyarakat di lingkungannya biasanya tidak ingin campur tangan, bisa bisa dituduh ikut campur masalah rumah tangga orang.  Apalagi bila tinggal di perkotaan, meskipun kita mendengar suara pertengkaran yang heboh, selagi perempuan tsb tidak berlari keluar minta tolong kita tidak akan berani bertindak, bahkan kalau terjadi di apartemen akan rawan sekali karena biasanya semua pintu tertutup, kecuali tertangkap CCTV dan dilihat oleh pengamanan.  Hal ini terjadi karena masyarakat sering menganggap pertengkaran suami isteri separah apapun dianggap sebagai urusan domestik keluarga.  Akibatnya kezaliman bisa berlangsung bertahun tahun, bahkan sampai tak tertahankan lagi, dan akhirnya........?

Solusinya?

Sebetulnya sudah ada UU no 23 tahun 2004 tentang penghapusan  kekerasan pada perempuan, bahkan terdapat deklarasi PBB terhadap hak hak perempuan, karena kekerasan terhadap perempuan terjadi di seluruh dunia.  Jika terjadi KDRT kemudian dilaporkan dan sampai pada peradilan, sebagai perempuan harus siap dengan keputusan yang terjadi.  Ketika mendengar peristiwa yang menimpa perempuan yang terzalimi, Menteri negara urusan pemberdayaan perempuan bahkan menganjurkan untuk melaporkan kepada yang berwajib. Yaaa daripada mengalami KDRT yang membahayakan nyawa lebih baik bye bye.

di ewek nggak mau


Pertengkaran yang menjurus ke KDRT bukan mustahil terjadi dalam hidup pernikahan, tapi membekali perempuan dengan kemampuan beladiri bukanlah suatu solusi. Penghargaan kepada teman hidup itu yang lebih penting dan kemandirian perempuan. Jangan sampai para jomblo terus jadi ketakutan membaca dan melihat kenyataan ini lalu berpikir ”mending jomblo terussss tapi bahagia” gak usah takut, pernikahan itu khan hasil dari kompromi pasangan sepanjang umur.

Terdengar alunan suara penyanyi Oppie Andaresta: ...I’m single and very happy

Sumber: detik.com

 
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner

" Banyak sekali cara beribadah. Dan di sini salah satunya"
Bu Dewi Kader dari RT 3

Banner
free counters
Free counters

My site is worth$15,643.58Your website value?