KDRT Bukan Hanya Fisik Tetapi Juga Emosional

 

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) secara fisik memang sangatlah buruk karena menimbulkan rasa sakit dan luka yang membutuhkan perawatan medis. Namun tahukah Anda para wanita bahwa ada KDRT yang lebih menyakitkan lagi dan luka yang ditimbulkannya tak bisa disembuhkan dengan perawatan medis biasa tapi harus dengan metode terapi intensif karena menimbulkan dampak traumatis dan mempengaruhi psikologi korban? KDRT ini disebut dengan KDRT emosional.

KDRT secara emosional sulit dideteksi karena biasanya korban menutupinya demi rasa cinta kepada suami ataupun tidak membukanya kepada siapapun karena merasa tidak ada jalan keluar untuk pemasalahannya.

KDRT secara emosional ini biasanya berupa pelecehan dalam bentuk kata-kata seperti dibentak, dipermalukan, disalahkan, diintimidasi, dipanggil dengan sebutan yang tidak pantas, dan dalam betuk pengawasan seperti diisolasi, dikontrol dengan ketat, dsb.

Tentunya sebagai wanita kita tak ingin mendapatkan perlakuan seperti itu bukan? Apalagi di jaman modern seperti ini dimana emansipasi wanita sudah menemukan jatidiri dan menggapai cita-cita luhurnya. Sebab itu, caritahu tanda-tanda KDRT emosional yang sering dialami wanita dalam hubungannya dengan suami. Ini dia tanda-tanda KDRT secara emosional yang sering dialami wanita:

- Anda merasa takut kepada suami karena biasanya suami suka merendahkan dan membentak Anda.

- Anda lebih menghindari topik-topik pembicaraan tertentu karena takut memicu kemarahan suami dan menyebabkan suami dapat mengkritik dan merendahkan Anda.

- Anda merasa serba salah terhadap suami, karena merasa apa pun yang Anda kerjakan selalu salah di mata suami.

- Suami melihat Anda sebagai ‘harta miliknya’ atau obyek seks semata, daripada seorang manusia yang juga memiliki perasaan.

- Suami selalu mengontrol kemanapun Anda pergi atau apapun yang Anda kerjakan.

- Suami berusaha menjauhkan Anda dari keluarga dan teman-teman Anda, bahkan membatasi pemberian uang pada Anda.

- Anda merasa tertekan karena apa pun yang berhasil Anda capai dengan baik hanya dipandang sebelah mata oleh suami, bahkan pendapat Anda pun tidak didengar.

- Anda merasa tertekan karena suami suka menjadikan Anda bulan-bulanan bahan tertawaannya di depan keluarga dan teman-temannya.

- Anda merasa tertekan karena suami malah menyalahkan Anda atas perilaku kasarnya.

- Anda merasa ‘mati rasa’ secara emosional dan merasa tidak berdaya.

- Dan akhirnya Anda percaya bahwa Anda memang pantas disakiti dan diperlakukan tidak semestinya karena semua adalah kesalahan Anda sendiri.

Itulah sebahagian tanda-tanda wanita sudah mengalami KDRT secara emosional. Semoga dengan mengetahui tanda-tanda itu, kita, para wanita, bisa menyiapkan solusi dan langkah alternatif terbaik untuk menghindari terjadinya KDRT emosional. Contohnya kita bisa berbicara dari hati ke hati dengan suami dan menyatakan bahwa suami sudah melakukan kekerasan yang meyentuh sisi emosional kita dan itu termasuk KDRT.

Kita bisa memulai pembicaraan dengan menyentuh sisi emosional suami. Utarakan bahwa setiap orang berhak untuk dicintai dan mencintai, setiap orang berhak untuk menghormati dan dihormati. Katakan bahwa kita menghormati dan mencintainya, sebab itu kita juga berhak mendapatkan perlakuan yang sama. Perlu juga dipertegas bahwa setiap orang berhak memilih cintanya dan mencintai tanpa rasa takut dan perasaan tertekan. Semoga dengan pembicaraan tersebut suami bisa mengerti dan memahami kesilapannya.

Namun, jika sudah berusaha untuk berbicara pada suami dan berupaya dengan berbagai cara namun Anda tetap mengalami KDRT emosional, jangan ragu untuk mencari pertolongan. Ataupun jika Anda melihat keluarga ataupun tetangga Anda mengalami KDRT emosional berusahalah untuk memberi pertolongan.

 

Sumber:  anunyawanita.blogspot.com