Home KB KB Umum Pertumbuhan Penduduk Jadi Ancaman Multikrisis

Pertumbuhan Penduduk Jadi Ancaman Multikrisis

 

 

Pemerintah Daerah, khususnya di wilayah Jabodetabek, perlu lebih serius menangani masalah kependudukan, khususnya menekan angka kelahiran yang tinggi. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, amat berisiko memunculkan ancaman multikrisis di masa depan. Tidak hanya menuntut bertambahnya sumber pangan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan, tetapi juga masalah pendidikan, lapangan kerja dan berbagai kebutuhan kemanusiaan lainnya.

Mantan Menko Kesra yang juga mantan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN), Prof Dr Haryono Suyono mengatakan, tingginya angka

kelahiran di Tanah Air, diakibatkan oleh kendornya komitmen pemerintah terhadap pelaksanan keluarga berencana (KB). Dengan kata lain, pelaksanaannya sembrono, sehingga program KB berjalan terseok-seok, katanya di hadapan dosen kebidanan serta calon bidan yang digelar oleh Asosiasi Pita Putih Indonesia (APPI) di Kantor BKKBN Pusat di Jalan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, belum lama ini.

Memang, motto yang dulu dikumandangkan: “Keluarga Kecil Keluarga Bahagia”,”Dua Anak Cukup, Laki atau Perempuan sama”, hampir tidak pernah terdengar lagi sekarang ini. Kampanye dan promosi alat-alat kontrasepsi dengan berbagai jenis dan kegunaan untuk mengendalikan angka kelahiran, juga tidak populer lagi. Sepertinya semua produk Orde Baru direformasi, tanpa memilah-milah mana yang bermanfaat atau tidak bermanfaat untuk diteruskan.

Sungguh mengerikan melihat pagi-pagi ribuan pelajar SD hingga SLTA yang hendak masuk sekolah, demikian pula siang hari pada saat pulangnya di hampir seluruh penjuru kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, apabila kelak tidak tersalurkan ke lapangan kerja atau laapngan usaha yang layak. Dulu sempat ada sekolah dasar yang terpaksa ditutup atau digabung karena kekurangan murid, tetapi sekarang malah ada sekolah yang bangku muridnya harus ditambah. Tragisnya, yang tidak peduli dengan program KB justru masyarakat golongan menengah ke bawah. Sedangkan masyarakat golongan menengah ke atas, lebih sadar mengatur kelahiran anak seturut dengan tanggung jawab menjamin masa depannya. Makanya tidak heran di kampung-kampung yang padat dan kumuh, anak-anak berjubel seperti lagu kelincinya Lilies Suryani.

Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia. Sonny Harry Harmadi pekan lalu mengatakan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia sudah sangat tinggi. Sensus Badan Pusat Statistik tahu lalu menyatakan penduduk Indonesia telah mencapai 238 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk saat ini mencapai 1,49 persen setahun. Pertumbuhan ekonomi kita hanya berkisar 5-6 persen, praktis akan digerogoti setiap bayi yang lahir.

Atas dasar itulah ia menekankan, bahwa program Keluarga Berencana harus direvitalisasi. Misalnya, dengan memberikan insentif atau fasilitas bagi keluarga yang mengikuti program KB. Dulu tunjangan anak untuk pegawai negeri hanya diberikan untuk dua anak. Sekarang mungkin perlu dilipatgandakan lagi. Kampanye tentang KB dan alat kontrasepsi, juga harus lebih digalakkan lagi..***

 
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner

" Mens sana in corpore sano ... di sinilah pembentukan manusia dan SDM unggul dimulai"
Bu Ratih Ketua Pos Yandu TTC

Banner
free counters
Free counters

My site is worth$15,643.58Your website value?