Home Kesehatan Kanker & Diabetes Pada Anak Peran Orangtua Mendeteksi Kanker pada Anak

Peran Orangtua Mendeteksi Kanker pada Anak

 

Anggota tubuh yang patut diwaspadai jika muncul kejanggalan, antara lain adalah mata, leher, paru, perut, alat kelamin, tangan atau kaki, serta otak.

kanker anakPeran orangtua dan keluarga sangat penting untuk mendeteksi sel kanker yang dapat dideteksi pada seseorang sejak masih anak-anak. Hal tersebut dapat membuat penyakit mematikan ini menjadi lebih mudah dijinakkan.

"Sel kanker itu seperti singa yang sedang tertidur. Jangan coba-coba dibangunkan," ujar dr Edi Setiawan Tehuteru SpA(K) MHA IBCLC, dalam acara talkshow "Mewaspadai Gejala Kanker Pada Anak Sedini Mungkin" yang diadakan oleh Angel Voice Indonesia (AVI), di MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta, Senin (27/2).

Faktor genetik atau keturunan, konsumsi makanan yang mengandung bahan kimia seperti boraks dan formalin, serta virus seperti Hepatitis B dan paparan radiasi tertentu, disebut menjadi faktor yang memicu terbangunnya sel kanker yang kemudian mengganas.

"Kanker pada bayi yang baru lahir diduga disebabkan penyimpangan pertumbuhan sel karena cacat genetika. Sementara ini, kanker yang diturunkan secara genetik ada dua, yaitu kanker payudara pada dewasa dan retinoblastoma yang diderita anak-anak," ujar Edi.

Tercatat, kanker darah atau leukimia paling banyak menyerang anak-anak, dengan persentase 25-30 persen. Disusul kemudian oleh kanker retina mata (retinoblastoma), kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker saraf (neuroblastoma), kanker ginjal (tumor wilms), kanker otot lurik (rabdomiosarkoma), serta kanker tulang (osteosarkoma).

Menurut Edi, sering kali kanker baru bisa dideteksi setelah terjadi benjolan atau tumor. Sementara pada kasus leukimia, anak sering mengalami pendarahan kulit, gusi atau mimisan, serta demam tanpa sebab. Anggota tubuh yang patut diwaspadai jika muncul kejanggalan, menurut Edi, adalah mata, leher, paru, perut, alat kelamin, tangan atau kaki, dan otak.

"Jika kejanggalan terjadi, baik secara fisik maupun fungsi, disarankan untuk segera diperiksakan ke dokter," ujarnya.

Edi menambahkan bahwa jika anak dicurigai leukimia, maka harus dilakukan pengambilan sum-sum tulang dan cairan dari punggung. Sedangkan untuk anak yang dicurigai (menderita) tumor padat, dilakukan pemeriksaan imaging seperti CT scan, foto Thoraks, maupun MRI.

"Konfirmasi dilakukan dengan cara biopsi. Sedangkan pelaksanaannya (dilakukan) dengan cara dioperasi atau menggunakan jarum halus," imbuhnya.

Ketua AVI, Hanny Moniaga, mengungkapkan bahwa sekitar 4.100 kasus kanker pada anak ditemukan tiap tahunnya di Indonesia. Ia menuturkan, alasan sulitnya deteksi dini kanker dikarenakan anak-anak belum memahami dan menceritakan gejala yang mereka rasakan.

"Oleh karena itu, peran orangtua serta lingkungan sekitar, sangat penting untuk peka terhadap pendeteksian gejala-gejala (itu)," katanya.

Acara ini sendiri sekaligus merupakan peluncuran bagi gerakan Masyarakat Peduli Kanker Anak Indonesia (MPKAI) oleh AVI, MRCCC Siloam Semanggi, Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), Yayasan Kanker Indonesia (YKI), serta Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu

 

Sumber:  beritasatu.com

 
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner

" Rasanya ingin kembali menjadi Balita. Polos ... apa adanya ... tanpa beban"
Bu Anto Kader dari RT 1

Banner
free counters
Free counters

My site is worth$15,643.58Your website value?