Home Menyusui dan Susu Tips Menyusui untuk Ibu yang Kembali Kerja

Tips Menyusui untuk Ibu yang Kembali Kerja

 

Kembali bekerja pasca melahirkan seringkali jadi penyebab ibu gagal memberi bayinya ASI eksklusif. Hal tersebut sebenarnya bisa dicegah, asalkan ibu sudah mempersiapkan diri sejak lama dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang manajemen ASI.

menyusuiSaran dari Ketua AIMI ASI Mia Sutanto, ibu yang kembali bekerja setelah melahirkan harus memerah ASI-nya sedini mungkin. "Kita sarankan sedini mungkin. Perahnya sesempatnya dia, bisa di antara waktu menyusui atau ketika sedang menyusui," begitu kata Mia saat berbincang dengan Wolipop di kawasan Cilandak Barat, Jakarta Selatan.

Saran tersebut dilontarkan Mia bukan tanpa alasan. Dengan memerah ASI sedini mungkin, ibu bisa lebih tenang bekerja karena sudah memiliki banyak persediaan ASI perah.

Jika seorang ibu baru memerah ASI menjelang dia kembali bekerja, si ibu bisa stres karena dikejar-kejar stock yang terbatas. Efek dari stres ini, ASI ibu bisa tidak lancar sehingga stock semakin menipis dan akhirnya program ASI eksklusif gagal.

Selain saran Mia di atas, berikut tujuh tips yang bisa ibu lakukan agar sukses memberikan ASI meskipun sudah kembali bekerja, seperti dikutip dari Todays Parent:

1. Ketahui Kondisi yang Ada
Pahami dulu bagaimana situasi yang ada saat ibu kembali bekerja. Kalau ibu bekerja saat bayi baru berusia satu bulan, ibu dan bayi masih dalam tahap saling belajar dalam proses pemberian ASI ini.

Situasi tersebut bisa jadi kondisi yang paling sulit untuk ibu bekerja. Selain memerah sedini mungkin sebelum kembali bekerja, ketika sudah kembali ke kantor pun aktivitas memerah harus sering dilakukan. Minimal ibu memerah dua kali ketika bekerja. Kalau memungkinkan memerah lah 3-4 kali agar stok ASI perah untuk bayi mencukupi.

2. Persiapkan Diri & Bayi
Sebelum kembali bekerja, ibu harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan benar. Bayi juga perlu dipersiapkan agar dia bisa minum ASI perah. Untuk persiapan ibu, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, perahlah ASI di waktu yang ibu bisa. Jangan pernah berpikir ASI akan habis karena prinsip ASI adalah semakin sering payudara dikosongkan, akan semakin cepat terisi lagi.

Setelah stok ASI perah mencukupi, ibu harus mempersiapkan bayi. Ajari bayi bagaimana minum ASI perah dengan gelas kecil atau feeder cup. Usahakan hindari memberikan bayi ASI perah dengan botol dan dot karena dia bisa mengalami bingung puting. Jangan baru mulai mengajari bayi untuk minum ASI perah menjelang hari-H ibu kembali bekerja. Ajarilah sejak jauh-jauh hari agar bayi punya banyak kesempatan untuk berlatih dan ibu pun bisa mencari alternatif kalau si kecil menolak melakukannya.

Selain ibu dan bayi, orang yang mengasuh si kecil juga perlu diajari bagaimana memberikan ASI dengan gelas kecil atau feeder cup ini. Orang tersebut sebaiknya sudah paham bagaimana prosedur memberikan ASI perah dan bagaimana cara menyajikannya pada bayi.

3. Memompa atau Memerah
Memompa atau memerah ASI awalnya memang bukan aktivitas yang mudah dilakukan. Bisa jadi ibu merasa ASI yang keluar saat dipompa terlalu sedikit atau ibu kesakitan. Namun seiring berjalannya waktu masalah-masalah tersebut bisa diatasi.

Bagaimana agar ibu sukses memerah atau memompa ASI? Wolipop pernah menuliskannya di sini.

4. Menyimpan ASI
Ibu harus tahu bagaimana prosedur penyimpanan ASI yang benar. ASI yang sudah diperah, ditaruh di botol atau plastik penyimpanan. Isi botol penyimpanan maksimal 3/4 botol. Jangan lupa untuk menutup botol atau plastik dengan rapat. Sebelum ditaruh di kulkas, beri label nama, tanggal dan jam memerah ASI pada setiap botol. Setelah itu baru masukkan ke tempat penyimpanan yang sesuai. Jika dibekukkan, masukkan dulu ke dalam kulkas selama 30 menit, baru dimasukkan ke freezer.

Berapa lama ASIP (ASI Perah) mampu bertahan? ASI segar yang baru diperah dan disimpan di freezer dengan suhu -15 derajat celcius bertahan dua minggu. Kalau ditaruh di freezer lemari es dua pintu bersuhu -18 derajat celcius bisa bertahan 3-6 bulan. Sedangkan jika diletakkan di lemari es khusus freezer ASIP mampu bertahan 6-12 bulan.

5. Rencana di Malam Hari
Untuk ibu bekerja, usahakan ibu sering memberikan ASI untuk bayi langsung dari payudara di malam hari. Ada beberapa manfaat positif dari menyusui di malam hari ini. Misalnya saja level hormon prolaktin (hormon yang membuat produksi ASI lebih banyak) lebih tinggi saat ibu menyusui di malam hari.

6. Waktu Tepat Kembali Bekerja
Hari-hari pertama kembali bekerja, umumnya jadi hari yang berat karena ibu akan mulai belajar memompa di kantor dan menyimpan ASI-nya. Agar waktu kerja di minggu pertama tidak terlalu lama, ibu bisa memilih kembali bekerja di tengah minggu seperti hari Rabu atau Kamis.

7. Menyusui di Akhir Pekan
Akhir pekan adalah waktu terbaik untuk ibu kembali meningkatkan produksi ASI-nya. Susui bayi langsung dari payudara sesering mungkin. Aktivitas menyusui ini juga bisa kembali mendekatkan ibu dengan bayi yang sempat 'hilang' saat ibu sibuk di kantor. Akhir pekan juga jadi waktu yang tepat untuk terus menambah stok ASI.

Sumber: wolipop.com

 
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner

" Mens sana in corpore sano ... di sinilah pembentukan manusia dan SDM unggul dimulai"
Bu Ratih Ketua Pos Yandu TTC

Banner
free counters
Free counters

My site is worth$15,643.58Your website value?