Home Posyandu Posyandu Balita Data Perkembangan Apakah Berat Badan Balita BGM-KMS adalah Gizi Buruk?

Apakah Berat Badan Balita BGM-KMS adalah Gizi Buruk?

Ibu yang mempunyai anak balita dan pernah menimbang berat badan anaknya di posyandu atau di klinik-klinik kesehatan anak, biasanya hasil timbangannya dicantumkan pada Kartu Menujuh Sehat (KMS), berat badan yang dicantumkan di KMS akan terlihat sesuai dengan pita warna yang ada, sebagian berat badan balita ada yang berada pada pita warna hijau dan juga kuning bahkan ada yang sebagian berada pada pita warna merah atau tepatnya dibawah garis merah.

 

Berat badan yang berada pada pita warna hijau selalu saja dipresepsikan dengan gizi baik, sementara berat badan yang berada pada pita warna kuning merupakan warning (peringatan) kepada ibunya agar lebih berhati-hati jangan sampai masuk pada berat badan dibawah garis merah atau biasa disebut dengan BGM, karena apabila anak telah berada di bawah garis merah pada Kartu Menujuh Sehat (KMS) maka anak balita tersebut bisa cenderung di vonis —— padahal tidak demikian ——-telah mengalami gizi buruk. Keadaan ini membuat ibu-ibu balita mengalami kegelisaan akan masa depan anaknya.

Disisi lain, dikalangan petugas kesehatan apalagi yang bukan petugas kesehatan dalam membuat indikator status gizi buruk selalu saja mengalami kebingungan, Indikator status gizi apa yang seharusnya digunakan dalam menentukan keadaan gizi buruk. Yang sering terdengar adalah penggunaan indeks BB/U, ada juga dengan menggunakan indeks TB/U atau bahkan juga yang menggunakan indeks BB/TB.

Karena ketiga indeks ini agak sulit dalam pengelolaannya dan kemudian diinterpretasikannya, maka sebagian petugas langsung saja menggunakan Kartu Menujuh Sehat (KMS) seperti yang disebut diatas, bila berat badan balita di Bawah Baris Merah (BGM) maka selanjutnya dengan yakinnya mereka mengatakan anak balita tersebut telah menderita Gizi Buruk. Celakanya lagi petugas-petugas tingkat Kabupaten dengan yakinnya menyatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh petugas lapangannya dalam melakukan pendataan dengan dasar BGM pada KMS dan menyimpulkan telah terjadi ribuan gizi buruk adalah benar. Seperti laporan yang dikeluarkan oleh Tim Pendataan Kemiskinan Berbasis masyarakat (PKBM) Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat telah ditemukan ribuan balita gizi buruk, dilokasi dimana tim melakukan pendataan.

Apakah benar Berat Badan Balita Dibawah Garis Merah pada KMS adalah Gizi Buruk? Sebelum penulis menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu perlu dijelaskan “ tentang KMS- Kartu Menujuh Sehat dan juga sedikit penjelasan tentang status gizi”

Kartu Menujuh Sehat (KMS)

 

Slide2

Kartu Menujuh Sehat (KMS) itu hanya difungsikan untuk Pemantauan pertumbuhan-perkembangan balita dan Promosinya, bukan untuk penilaian status gizi, sekali lagi bukan untuk pemantauan status gizi. Pada KMS tidak dibedakan menurut jenis kelamin, balita laki-laki dan perempuan sama saja. ———– walaupun sekarang ditahun 2010 depkes telah membuat KMS dengan membedahkan jenis kelamin, pembacaannya pada KMS tetaplah sama ———– Pita gambar yang ada pada KSM berdasarkan % median, artinya tidak disesuaikan dengan hasil berat badan balita dan kemudian ditentukan status gizinya atau jelasnya berat badan yang tercantum pada KMS hanya menggambarkan pola pertumbuhan berat badan balita bukan Berat Badan per Umur, karena yang dilihat adalah garis bukan titik. Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) bukan menunjukkan keadaan GIZI BURUK tetapi sebagai “warning” untuk konfirmasi dan tindak lanjutnya tetapi perlu diingat tidak berlaku pada anak dengan berat badan awalnya memang sudah dibawah garis merah. Naik-Turunya berat badan balita selalu mengikuti pita warna pada KMS.

Yang jelas hasil penimbangan balita di posyandu hanya dapat dimanfaatkan atau digunakan untuk

  1. Pemantaun pertumbuhan dan perkembangan induvidu balita dengan melihat berat badan yang ditimbang (D) apakah naik (N), turun (T) atau BGM
  2. Perkiraan perkembangan pertumbuhan balita di masyarakat yaitu dengan melihat presentase balita yang Naik Berat Badannya dibanding dengan keseluruhan balita yang ditimbang (% N/D), termasuk juga presentase balita yang BGM di banding dengan keseluruhan balita yang ditimbang (%BGM/D)
  3. Perkiraan perkembangan keadaan gizi balita di masyarakat
  4. Pembinaan kegiatan posyandu dengan menilai cakupan program  (K/S) dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu (D/S)

STATUS GIZI

Status Gizi berdasarkan Penilaian Tabel Antropometri

Penilaian Status Gizi

Status gizi itu pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak balita, aktifitas, pemeliharaan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit dan proses biologis lainnya di dalam tubuh. (Depkes.RI 2008). Ukuran yang digunakan dalam menentukan status gizi adalah berat badan, bisa juga tinggi badan yang didasarkan pada umur, ukuran ini biasa disebut dengan ukuran antropometri dan disajikan dalam bentuk indeks. Oleh karenanya hasil dimanfaatkan atau digunakan untuk Assesment Keadaan Gizi Induvidu ataupun juga penentuan status gizi masyarakat tentunya dengan menggunakan tabel antropomteri (bukan KMS). Untuk assesment status gizi induvidu dengan indeks BB/U dapat dilihat 4 kategori yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk. (lihat perbedaannya dengan KMS yang hanya untuk melihat Naik-Turun/Tetap dan BGM). Sementara untuk assesmen keadaan gizi masyarakat dapat menentukan prevalensi gizi lebih, baik, kurang dan buruk.

Perlu diingat pula  Kategori Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U  (Baca : Berat Badan menurut Umur)  dipakai untuk melihat status  Gizi Lebih, Baik, Kurang dan Buruk,  tidaklah sama dengan Kategori Status Gizi  dengan menggunakan Indeks BB/TB maupun TB/U. Hal ini sering sekali salah diinterpretasikan. TB/U  (Baca : Tinggi Badan menurut Umur) hanya untuk melihat Tinggi atau Pendek ataupun Normal,  bukan gizi kurangnya ataupun buruknya. sedangnkan BB/TB (Baca : Berat Badan menurut Tinggi Badan)  untuk melihat  gemuk atau kurus ataupun normal.

Ingat !  cobalah lihat anak-anak di sekeliling Anda. TB (Tinggi Badan) faktanya hanya untuk melihat anak TINGGI atau anak PENDEK.  BB (Berat Badan) faktanya hanya untuk melihat Berat Badan Anak LEBIH atau KURANG.  Dan BB/TB faktanya hanya untuk melihat proporsi Berat Badan dan Tinggi Badanya  terlihat GEMUK atau KURUS. Sangatlah aneh kalau sang anak terlihat gemuk dinyatakan tinggi.

STATUS GIZI dan KARTU MENUJUH SEHAT

Dengan jelasnya keterangan tentang status gizi dan KMS diatas, penulis selanjutkan dapat menjawab permasalahan seperti yang terjadi pada bagian pertama tulisan ini. Apakah benar Berat Badan Balita Dibawah Garis Merah pada KMS adalah Gizi Buruk? Tentunya jawabnya adalah tidak benar, karena

  1. KMS hanya di pergunakan untuk pemantauan pertumbuhan perkembangan balita NAIK, TURUN dan BGM, yang dilakaukan tiap bulannya. Sementara Penentuan status gizi buruk atau Status Gizi merupakan assesment status gizi seseorang dengan menggunakan tabel antropometri, yang dilakukan sekali setahun.  Walaupun penggunaan indeks sama yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U) bukan berarti sama karena untuk tabel antropomteri hanya ada 4 kategori yaitu Gizi Lebih, Baik, Kurang dan Gizi buruk.
  2. Berat Badan yang berada di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS merupakan perkiraan untuk menilai seseorang menderita gizi buruk, tetapi bukan berarti seseorang balita telah menderita gizi buruk, karena ada anak yang telah mempunyai pola pertumbuhan yang memang selalu dibawah garis merah pada KMS.
  3. Persamaanya adalah sebagai Indikator Status Gizi dengan menggunakan pendekatan Antropomteri atau keduanya menggunakan hasil penimbangan Berat Badan dan juga umur, termasuk juga Tinggi Badan

Sebelum penulis tutup, sayangilah anak Anda karena mereka adalah penerus cita-cita keluarga, bangsa dan negara, salah satunya cara menyanginya adalah dengan selalau memantau status gizinya dan status tumbuh kembangnya.

Sumber arali2008.wordpress.com

 
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner

ANDA ingin mempunyai Web baik untuk Web Usaha maupun Pribadi?

Kami siap membantu mulai Pembutan Web maupun Mengajarkan Pengoperasionalannya dengan biaya yang sangat murah. Selain itu kami juga bisa membuatkan animasi-animasi sederhana seperti yang kami contohkan di Web posyandu.org ini. Biaya 1 animasi hanya Rp 25.000. Seluruh(100%) hasil/pendapatan pembuatan Web dan Animasi digunakan untuk operasional pembiayaan Posyandu TTC.

Banner
free counters
Free counters

My site is worth$15,643.58Your website value?