
Pertanyaan
Ibu Ika Yth
Saya ibu Nina dari Pekanbaru. Anak saya ke dua, laki-laki umur 4 tahun, sekitar 6 bulan lalu sering mengambil barang (yang bukan miliknya … mencuri?) entah itu milik teman bermainnya atau bahkan dari warung/ swalayan. Saat saya tanyakan, dari mana barang tersebut? Ada kalanya ia menjawab dengan polos dan apa adanya. Tetapi sering juga jawabannya cukup berbelit, walaupun akirnya dia katakana dari mana barang atau mainan tersebut.
Apa hal ini merupakan tanda-tanda gejala kleptomania?
Bagaimana cara menanggulanginya?

Jawab
Tentunya kita tidak bisa dengan mudah menentukan, apakah itu sudah merupakan kelainan kepribadian kleptomania. Mungkin saja hal ini masih tergolong sebagai kenakalan anak-anak biasa.
Sebenarnya gangguan kleptomania sendiri jarang terjadi. Terlebih sangat jarang sekali terjadi pada masa anak-anak. Sehingga dalam masalah gangguan jiwa, kleptomania tidak termasuk dalam gangguan masa perkembangan anak. Walau demikian kita juga tidak bijaksana bila mengabaikan begitu saja kondisi yang terjadi pada putra ibu. Karena kleptomania akan menciptakan situasi yang tidak mengenakkan, baik untuk lingkungan maupun diri penderita sendiri. Dan yang perlu diketahui, kleptomania bisa diderita seseorang tanpa memandang statusnya. Mungkin kita masih ingat pada tayangan di salah satu televise, di mana seorang kepala negaramencuri (mengutil) pulpen saat melakukan siaran press.
Kleptomania termasuk gangguan kepribadian borderline, yang berarti terletak pada batas antara normal dan psikotik. Ini terjadi karena gangguan kemampuan mengontrol impuls. Boderline bisa diderita oleh orang yang sewaktu masa kanak-kanak sangat kurang mendapat perhatian, sehingga mereka merasa kosong, marah, dan membutuhkan pengasuhan. Penderita kleptomania biasa berada pada kondisi tegang sebelum mencuri dan mendapat kenikmatan setelah ia melakukan pencurian. Ini tidak terlalu berpengaruh pada nilai barang yang dicuri. Jadi seorang kleptomania tidak mampu mengendalikan diri untuk mencuri, bukan karena ketertarikan terhadap barang yang dicuri. Tindakan ini tentu harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang didorong oleh motivasi keuntungan / didasari masalah ekonomi.
Pola asuh orang tua bisa berpengaruh terhadap berkembangnya kleptomania. Pola otoriter yang serba- melarang bisa menyebabkan jiwa anak memberontak. Larangan-larangan ini menyebabkan anak tidak berkesempatan mengetahui hal-hal yang belum dan ingin diketahuinya. Padahal sebagai anak-anak perasaan keingin tahuannya sangat besar. Pada gilirannya pelarangan-pelarangan ini akan menumbuhkan pada anak suatu bentuk perlawanan dengan melakukan hal yang berlawanan dengan kehendak orang tuanya. Sebaliknya kebebasan yang membolehkan anak melakukan apapun (permisif), misal membiarkan anak megambil barang orang tua atau anggota keluarga lainnya tanpa permisi, membuat anak sulit membedakan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Kebiasaan ini kemudian dilakukan di rumah tetangga saat bermain, di sekolah, atau di mana saja termasuk toko swalayan.
Jadi secara umum, kleptomania dapat terjadi karena anak tidak pernah dididik mengendalikan keinginan-keinginannya. Ia merasa tidak perlu melawan hasrat-hasratnya karena keinginannya selalu terpenuhi. Ia juga tidak peduli dengan kebutuhan dan hak-hak orang lain. Komunikasi yang buruk antara anak dan orang tua yang diserta dengan ekspos perilaku berkonsumsi merupakan hal-hal yang dapat memicu gangguan kepribadian ini.
Kapan kita harus curiga dan perlu memeriksakan sang anaknya psikiater?
Amati jika perilaku dia keseharian sudah terganggu. Misalnya mengalami kesulitan dalam berinteraksi baik di rumah, disekolah, atau di lingkungan lain. Suka mengambil barang teman. Fungsi belajarnya terganggu. Jika sudah demikian, sangat disarankan segera memeriksakannya agar bisa ditangani sedini mungkin secara professional.
Terlepas dari itu semua, melatih anak untuk menghargai hak-hak orang lain, memberi pengertian tentang mana yang boleh dan yang tidak, termasuk mengambil barang yang bukan miliknya, adalah mutlak perlu ditanamkan.
Semoga jawaban ini bisa menambah wawasan Ibu.
Salam