Home Psikologi Anak Psikologi Anak 10 Kesalahan dalam Mendidik Anak

10 Kesalahan dalam Mendidik Anak

 

 

 

Membimbing anak, gampang-gampang susah. Atau kalau dibalik susah-susah gampang. Jaman sekarang sudah tentu berbeda dengan saat kita masih kanak-kanak. Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap psikologi anak. Berikut ini hasil rangkuman tausiyah yang disampaikan oleh Bapak Sadam, S. Ag, yang mengambil dari blognya isdaryanto.

1. Kurang Pengawasan. Robert Billingham menulis “Anak terlalu banyak bergaul dengan lingkungan semu diluar keluarga, dan itu tragedy yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua”. Menitipkan anak, atau anak sekolah, kunjungilah secara rutin atau antar dan jemputlah anak bila kegiatan sekolah telah selesai.

2. Gagal Mendengarkan. Kelihatannya cuma sederhana. Mendengarkan. Psikolog Charles Fay, Ph. D menuturkan “Banyak orang tua terlalu lelah memberikan perhatian, atau cenderung mengabaikan apa yang akan diungkapkan anak”. Bila anak pulang bermain, dan kedapatan mendapat luka, biasanya orang tua akan bertanya yang mengarah kepada akibat kecerobohan anak, tanpa terlebih dahulu mendengarkan mengapa anak luka.

3. Jarang Bertemu Muka. Biarlah anak melakukan kesalahan, biarkan anak menemui kesulitan. Biarlah anak menjumpai kesalahan, agar dia tahu dan tidak mengulangi lagi. Tindakan orang tua yang tepat, bantulah anak untuk mengatasi masalahnya sendiri. Jangan mengambil keuntungan demi kepentingan orang tua.

4. Terlalu Berlebihan. Menurut Judy Haire, “banyak orang tua menghabiskan berjam-jam hanya untuk kepentingan pribadi. 1 jam bersama anak akan lebih bermakna” Anak perlu waktu sendiri untuk merasakan kebosanan, sebab hal ini akan mengacu anak memunculkan kreatifitas.

5. Bertengkar Dihadapan Anak. Peristiwa yang fatal, apabila ayah dan Ibu bertengkar dihadapan anak. Atau membuat kecerobohan, keributan didepan anak. . Sara B. Miller, Ph. D, seorang psikolog berpendapat, perilaku yang paling berpengaruh merusak adalah “bertengkar” dihadapan anak.

6. Tidak Konsisten. Anak perlu merasa bahwa orang tua mereka berperan. Jangan biarkan mereka memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang tua harus tegas dan berwibawa dihadapan anak.

 

7. Mengabaikan Kata Hati. “Lakukan saja kata hatimu dan biarkan mengalir tanpa mengabaikan juga suara-suara disekitarnya yang melemahkan. Lebih jauh Miller menjelaskan, pikiran yang tajam dan hati yang peka sering terabaikan. Hanya karena hal yang remeh, peristiwa yang penting  menjadi terlupakan.

8. Terlalu Banyak Nonton TV. Ada pemeo, saat ini TV menjadi pengasuh anak. Ayah sibuk dengan pekerjaan, Ibu ribet dengan arisan, anak diberi TV dengan membeli banyak program hiburan. Saluran internet dibiarkan terbuka, tanpa diseleksi. Anak juga sering diberi kebebasan untuk menggunakan gadget.

9. Segalanya Diukur dengan Materi. Semakin banyak orang yang berkecukupan, maka semakin banyak barang yang masuk ke rumah. Mengoleksi benda, entah bermanfaat ataupun tidak, seakan menjadi hobi bahkan gaya hidup. Kebiasaan ini akan menular kepada anak. Tidak salah memanjakan anak dengan mainan dan liburan yang mewah. Tetapi yang harus disadari adalah anak membutuhkan “kualitas waktu bersama” bersama dengan orang tua. Mereka cenderung ingin didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam.

10. Bersikap Berat Sebelah. Kehadiran buah hati yang kedua dan seterusnya tentu membawa kebahagiaan. Keceriaan yang terbangun dari anggota keluarga berimplikasi dalam kebutuhan keluarga. Orang tua dituntut untuk berbuat adil, manakala ada anak lebih dari satu. Bertindak adil bukan perkara yang mudah. Membutuhkan rasa.

 

Sumber:  kesehatan.kompasiana.com

 
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner

" Mens sana in corpore sano ... di sinilah pembentukan manusia dan SDM unggul dimulai"
Bu Ratih Ketua Pos Yandu TTC

Banner
free counters
Free counters

My site is worth$15,643.58Your website value?