Belajar dengan metoda SENSOMOTORIK

Oleh Indy Galuh, Bunda Aisy, dan Ratih Gandasetiawan di Sensomotorik Community

Melalui suatu metoda pembelajaran yang kita namakan metoda SENSOMOTORIK  anak belajar, atas inisiatif dan aktifitas anak sendiri setelah guru memberikan input yang tepat sesuai fungsi dari bidangnya.

Anak akan belajar dengan sendirinya untuk dapat menemukan keseimbangan antara emosi dan penyaluran energi melalui kematangan gerakan koordinasi tubuh dari masing-masing anak yang didapat dari pengalamannya.

Pengalaman-pengalaman yang didapat anak bertujuan agar memberikan rasa kemandirian, keseimbangan kejiwaan, dan yang juga mensupport serta mempertajam pola pikir anak.

Pembelajaran semacam ini harus dilakukan secara bertahap dan teratur, umumnya bila dilakukan dengan benar maka setelah pertemuan yang ke 8 akan terlihat perubahan perilaku yang significant pada anak.
Metoda ini sangat dikenal dan dikembangkan di negara-negara maju sebagai bagian yang terpenting dalam dunia pendidikan anak usia 2,5 hingga 7 tahun. Dengan kita mendidik gerakan koordinasi tubuh anak melalui SENSOMOTORIK ternyata dapat membantu anak untuk menyalurkan potensi berpikir, potensi belajar, dan potensi emosi yang lebih baik. Dan juga bagi mereka yang sulit mengumpulkan energinya untuk berkonsentrasi disini anak akan belajar untuk  bisa lebih fokus.

Model Pembelajaran melalui Sensomotorik  :

1. Pembelajaran Psiko Motor
Merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan input pada olah gerak tubuh (kinestetik) dan bertujuan membangun perkembangan fisik, pikiran, dan emosi secara keseluruhan atau holistik (Peningkatan PSIKOSOSIOEMOSIONAL anak).

2. Pembelajaran Audio Motor
Merupakan suatu sistem pembelajaran  yang bertujuan khusus untuk membangun dan meningkatkan konsentrasi pendengaran yang memadukan motorik planning (melatih gerakan terencana), dan orientasi waktu, selain itu juga meningkatkan komunikasi anak secara keseluruhan.

3. Pembelajaran Visual Motor
Merupakan suatu sistem pembelajaran yang bertujuan khusus untuk membantu perpaduan koordinasi visual (mata), auditory (telinga) dengan gerakan output dari motorik halus dan kasar, selain itu juga meningkatkan perkembangan persepsi ruang dan kognisi secara keseluruh.

Perpaduan dari sistem pembelajaran seperti ini kita akan segera menemukan pada anak ketertarikan untuk menuliskan apa yang mereka dengar . Untuk ini ada test Kematangan Dasar atau sekarang kita sebutkan TKD pada anak melalui test ini kita bisa melihat anak siap atau tidaknya untuk masuk sekolah Dasar

Definisi Sensomotorik :

Adanya suatu rangsangan (input) pada sensori atau pancaindera yang di informasikan ke kortex (otak tengah) lalu di olah oleh Hemisphere atau otak besar dan disalurkan ke otot sebagai output atau reaksi manusia.

Tujuan dari pelatihan Sensomotor atau aktivitas seluruh olah tubuh merupakan suatu promosi dari kualitas EQ dan IQ anak yang optimal, yang didapat dari:

  • Sistem indera (sensori) yang terasah.
  • Kemampuan mengembangkan koordinasi proprioceptis.
  • Disertai dengan strategi, pola pikir (persepsi) dan kesadaran tubuh (Body Awareness) yang baik pula.

Perlu diingat, bahwa:

Pengolahan program sensomotorik yang juga disebut sebagai pelatihan aktivitas olah tubuh yang tepat di tempatkan di sekolah-sekolah, yang bisa dimulai dari usia play group sampai dengan usia remaja, merupakan salah satu subjek penting di dalam kurikulum (Flemming, 1968).

Dengan penampilan kondisi fisik dan koordinasi tubuh yang terarah pada anak, yang didapat dari aktivitas gerak tubuh yang baik, akan memberikan pengaruh positif pada kemampuan anak dalam berkomunikasi, pada kemampuan kognisi anak, dalam mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam dirinya, terutama dalam cara dia berinteraksi dengan orang lain (Herm,1997).

Program sensomotorik juga dapat membantu anak dalam mengembangkan integritas untuk memunculkan daya kreativitasnya dan juga dapat mengimprovisasikan dirinya ke dalam kemampuan  akademisnya.

Kemampuan dasar yang harus ada pada anak, yaitu:
  • Kecepatan merespons sesuatu.
  • Kemampuan untuk berkonsentrasi.
  • Kemampuan untuk melatih kontrol diri.
  • Kesadaran diri anak mengenai waktu dan tempat (Body Orientasi), kapan, berapa lama dan dimana mereka berada.

MOTTO SENSOMOTORIK:

Dari tidak Ada menjadi Ada (yang lebih merupakan asosiasi pemikiran, serta memunculkan kegiatan pancaindra sebagai modal dasar pemikiran sosial)
Dari tidak Bisa menjadi Bisa (yang merupakan suatu koordinasi otak, yang mengumpulkan dan mengatur untuk menjadi rajutan  pemikiran sosial yang datang dari pengalamannya)
Dari tidak Biasa menjadi Biasa (yang merupakan integrasi Otak, yang sifatnya mengulang dan mengorganisasikan berbagai rajutan pemikiran sosial yang sudah terbentuk/terkoding)

Sumber: Sensomotorik Community by Facebook.