Home Tetap Sehat Pasca Bersalin

Tetap Sehat Pasca Bersalin

 

Kebahagiaan dengan kehadiran si bayi mungil harus dibarengi kondisi fisik dan psikis ibu yang sehat. Untuk itu, lakukan perawatan yang tepat. Yang jelas, usai persalinan kondisi ibu masih letih. Daya tahan tubuh masih lemah sehingga membuat ibu rentan infeksi dan gampang jatuh sakit. Padahal ibu perlu banyak energi untuk mengurus dan merawat si kecil.

Jadi apa yang mesti ibu lakukan seusai persalinan? Berikut beberapa saran yang diberikan dr. Reino Rambey, Sp.OG., dari RS Haji Jakarta dan RS Hermina Podomoro, Jakarta:

Ikuti petunjuk dan saran dokter

Tepati jadwal kontrol seusai persalinan (baik ibu yang melahirkan normal maupun sesar). Bagi ibu yang menderita penyakit penyerta selama kehamilan, seperti anemia atau hipertensi perhatikan saran dan pantangan yang diberikan dokter dan minumlah obat yang diresepkan dengan disiplin.

Perbanyak cairan

Pada proses persalinan terjadi pengeluaran cairan (air ketuban, darah dan cairan tubuh lain) dalam jumlah besar. Cairan ini mesti digantikan dengan banyak minum sekitar 2-3 liter sehari. Untuk ibu yang melahirkan secara normal, setelah proses persalinan silakan minum dengan bebas. Bagi yang melahirkan secara sesar disarankan minum setelah mendapat izin dari dokter. Itu semua tergantung pada jenis anastesi yang digunakan.

Mobilisasi dini

Usai melahirkan, lakukan mobilisasi. Manfaatnya banyak, seperti dapat memperlancar sirkulasi darah, membantu proses pemulihan, mencegah terjadinya infeksi yang timbul karena gangguan pembuluh darah balik serta menjaga perdarahan lebih lanjut.

Ibu yang melahirkan normal bisa turun dari tempat tidur sesudah 6 jam persalinan (tergantung kondisi ibu). Sementara yang melahirkan sesar dalam waktu 24 jam. Mobilisasi mesti dilakukan secara bertahap sehingga tidak mengganggu kondisi kesehatan ibu.

Jaga kebersihan alat genitalia

Perhatikan kebersihan daerah alat genitalia pada masa nifas. Darah dan kotoran (lokia) dari vagina bisa menjadi media berkembang biaknya kuman yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi. Risiko ini bertambah dengan adanya bekas jahitan episiotomi. Perlu diketahui, infeksi di daerah genitalia akan dengan mudah menjalar ke rahim.

Pada saat BAK, BAB atau mandi, jangan sekadar menyiram daerah genitalia dengan air tapi gunakan sabun. Setelah itu duduk berendamlah dalam larutan antiseptik selama 10 menit. Lakukan selama 3-4 hari setelah melahirkan. Larutan antiseptik selain dapat mem-bersihkan kuman juga mem-punyai sifat iritatif dan korotif, yang bisa mengiritasi kulit sehingga memperlama luka menjadi kering. Setelah berendam, keringkan daerah intim tersebut dan pakailah pembalut baru. Bagi ibu yang melakukan persalinan normal jangan khawatir jahitannya akan lepas. Jahitan lepas bila terjadi infeksi.

Luka bekas sesar jangan kena air

Bagi ibu yang melahirkan secara sesar, jaga jangan sampai luka di bagian perut terkena air sehingga berpeluang terjadi infeksi. Proses penyembuhan luka bekas sesar biasanya sekitar 10 hari. Namun, bukan berarti ibu tak bisa mandi. Umumnya plester yang digunakan untuk menutupi luka tahan air kok. Artinya mandi pun tidak jadi masalah. Jangan lupa patuhi jadwal pemeriksaan yang telah ditentukan agar dokter dapat melihat kondisi luka sesar.

Minum jamu sehabis melahirkan

Mengonsumsi jamu-jamuan, apalagi bila diramu sendiri, boleh-boleh saja. Hanya manfaat dan efek sampingnya belum diketahui secara pasti. Namun bagi ibu yang melahirkan secara sesar, minum jamu sebaiknya dilakukan setelah hari ke-10 persalinan. Karena biasanya ibu akan mendapatkan obat antibiotik yang dikhawatirkan dapat berinteraksi dengan jamu-jamuan tersebut.

Menggunakan gurita/stagen pada perut

Pemakaian gurita/stagen termasuk perawatan tradisional yang telah dilakukan secara turun temurun untuk mengembalikan bentuk tubuh. Boleh saja kok. Setidaknya dengan memakai gurita perut ibu terasa tidak kendur dan lebih nyaman. Hanya saja, jangan mengikat gurita terlalu kuat, apalagi sampai ibu sesak napas.

Jaga kebersihan payudara

Bersihkan payudara dengan kapas basah sebelum dan sesudah menyusui agar puting tidak berjamur dan berdampak buruk pada mulut bayi, serta tidak menimbulkan kerak pada puting susu sehabis menyusui. Pemijatan pada payudara yang teratur juga bisa dilakukan untuk meminimalkan perasaan tidak nyaman akibat payudara yang bengkak. Bila puting lecet, konsultasikan pada dokter untuk pengobatannya agar tidak berlanjut menjadi infeksi.

Banyak istirahat

Hendaknya waktu istirahat ibu cukup baik. Waktu tidur sekitar 6-8 jam setiap harinya. Kurang tidur dan istirahat bisa membuat daya tahan tubuh menurun sehingga berisiko untuk jatuh sakit. Jadi, ikuti pola tidur bayi; setiap kali bayi tidur, ibu pun ikutlah tidur. Juga mintalah bantuan pasangan/anggota keluarga lain untuk mengurus si kecil di luar waktu menyusui agar ibu dapat beristirahat sejenak.

Boleh dipijat asal hati-hati

Penyebab tubuh ibu terasa pegal-pegal sehabis melahirkan adalah ibu mengeluarkan banyak energi pada proses persalinan. Belum lagi rasa letih selama mengurus bayi. Untuk mengurangi pegal-pegal, boleh saja kok dipijat. Akan baik bila pemijat adalah orang yang mengerti soal anatomi tubuh dan hendaknya tidak memijat di daerah perut dimana rahim berada.

Makan yang bergizi

Enam bulan pertama pasca bersalin, kebutuhan gizi tentu lebih besar. Konsumsilah makanan 4 sehat 5 sempurna dengan porsi yang seimbang. Asupan makanan yang sehat penting untuk proses pemulihan kondisi usai bersalin. Dengan begitu kualitas dan kuantitas ASI juga terjaga.

Vitamin E (yang bisa diperoleh dari tauge atau brokoli) sekitar 300 UI per hari sangat dianjurkan untuk pemulihan kondisi tubuh. Makanan yang mengandung vitamin C juga bisa membantu penyembuhan luka persalinan.

Olahraga

Setelah melahirkan normal ibu bisa melakukan olahraga ringan tanpa hentakan, seperti senam masa nifas. Bagi ibu yang melahirkan secara sesar, olahraga ringan dapat dilakukan setelah 10 hari persalinan (setelah luka membaik). Konsultasikanlah pada dokter untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan.

Dukungan secara emosi dari pasangan dan anggota keluarga

Depresi pascamelahirkan (post partum blues/babyblues) kerap terjadi pada ibu-ibu usai bersalin. Penyebab pada umumnya adalah gangguan emosional karena ibu merasa seperti ditinggalkan sendiri mengurus bayi, adanya perubahan bentuk tubuh, rasa capek luar biasa dan lainnya. Post partumblues biasanya dialami pada 2 minggu pertama sesudah melahirkan. Namun ini bersifat individual.

Untuk mengatasi babyblues perlu kerjasama dengan pasangan dan anggota keluarga lain. Buatlah kondisi yang menyenangkan buat ibu. Contoh, bersama-sama membantu ibu mengurus bayi sehingga beban ibu akan lebih ringan, menyediakan makanan kesukaan ibu, memberi kesempatan ibu beristirahat dan melakukan kesenangannya, semisal menonton TV, dan lain-lain.

Dukungan keluarga tentu akan banyak membantu ibu. Sebaliknya ibu yang (merasa) diabaikan akan jatuh pada kondisi depresi. Ini dapat diperparah bila ibu punya “bakat” depresi atau bermasalah dengan kejiwaannya. Penanganan depresi harus dilakukan terpadu antara dokter kandungan dengan psikiater. Adakalanya diperlukan terapi dengan pemberian obat-obatan. Jika depresinya bisa mengancam keselamatan bayi disarankan ibu selalu didampingi saat merawat bayinya

Sumber nursingwear.wordpress.com

 
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner
Banner

" Karena dia ku dapat terenyum .... Dan karena dia ku dapat tertawa. Wajah mungil yang membawa kecerian"
Bu Agnes Kader dari RT 2

Banner
free counters
Free counters

My site is worth$15,643.58Your website value?