Upacara Kepus Puser

 

Upacara Kepus Puser atau Pupus Puser bisa juga di sebut Penelahan. Kepus Puser artinya lepasnya tali puser yang tersisa saat bayi lahir. Umat Hindu di Bali meyakini, saat lepasnya tali puser ini merupakan suatu kejadian yang penting dan patut di upacarai, untuk putusnya tali puser itu memerlukan waktu 3 hari dari waktu kelahiran sang bayi.

Tali Puser adalah alat penghubung utama antara si bayi dengan saudara empatnya atau dalam bahasa Bali disebut Sang Catur Sanak, umat Hindu di Bali percaya Sang Catur Sanak inilah  yang memelihara, menjaga dan melindungi si bayi dari dalam kandungan sampai lahir. Sang Catur Sanak terdiri dari Yeh Nyom yang melindungi bayi terhadap getaran dari luar juga membantu bergerak dan menumbuhkan menjadi lebih sempurna, darah membantu menyupai sari sari makanan yang berasal dari sang ibu, lamak/lemak menbantu membungkus janin si bayi, ari-ari atau plasenta merupakan tempat melekatnya tali puser guna menyerap sari makanan lewat darah. Bila telah putus tali puser maka selesailah tugas Sang Catur Sanak memelihara dan melindungi keselamatan si bayi secara langsung.

Upacara Kepus Puser ini bermakna ganda yaitu:

  1. Berakhirnya tugas Sang Catur Sanak dalam memelihara dan melindungi sang bayi secara lahir.
  2. Masuknya kekuatan spiritual Sang Catur Sanak kedalam tubuh si bayi secara batin dan memohon kesucian, keselamatan kepada Hyang Widhi agar hidupnya tercapai. Dan sebagai tanda ikatan, bayi memakai gelang benang ditangannya. (Dra. Ni Made Sri Arwati, Msi)

Sarana pembersihan ini diwujudkan dalam berupa banten yang mempunyai arti tersendiri, adapun sarana upacara tersebut:

  1. Banten penelahan: beras kuning, daun dadap.
  2. Banten kumara: hidangan berupa nasi putih kuning, beberapa jenis kue, buah-buahan (pisang emas), canang, lenga wangi, burat wangi, canang sari.
  3. Banten labaan: hidangan/nasi dengan lauk pauknya.
  4. Segehan empat buah dengan warna merah, putih, kuning, dan hitam. Masing-masing berisi bawang, jahe dan garam.

Tempat pelaksanaan upacara ini dilakukan di dalam rumah, terutama di sekitar tempat tidur si bayi. Untuk melaksanakan upacara Kepus Puser ini dipimpin oleh keluarga yang tertua atau sesepuh, bisa juga dari orangtua si bayi sendiri.

Proses Upacara Kepus Puser ini adalah sebagai berikut:

  • Puser bayi yang telah lepas dibungkus dengan kain putih lalu dimasukkan ke dalam “ketupat kukur” (ketupat yang berbentuk burung tekukur) disertai dengan rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada dan lain-lain, digantung pada bagian laki dari tempat tidur si bayi.
  • Dibuatkan kumara (pelangkiran) untuk si bayi, tempat menaruh sesajian.
  • Di tempat menanam ari-ari dibuat sanggah cucuk, di bawahnya ditaruh sajen segehan nasi empat warna, dan disanggah cucuk diisi dengan banten kumara
  • Berdoa kepada Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa), memohon keselamatan agar kehidupan si bayi kelak memperoleh keseimbangan secara lahir  maupun batin dan menjadi orang yang berguna.