Anak PAUD Harus Diajak Berinteraksi
Ada perbedaan dalam penerapan kurikulum antara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Malaysia dan di Indonesia. Di Malaysia, kurikulum yang diterapkan dalam pengajaran mengacu pada empat pilar yang direkomendasikan oleh UNESCO, salah satu badan PBB yang mengurusi masalah pendidikan.
Empat pilar tersebut antara lain; learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Sementara, di Indonesia sistem kurikulum yang diterapkannya masih berdasar pada tiga pilar saja, minus learning to live together. Pada pola tiga pilar tersebut, proses belajar mengajar pada umumnya masih terkotak-kotak, lebih bersifat akademis teoritis.
Hal ini disampaikan dosen pengajar Pendidikan PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila), Nenden Theresia di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Nenden juga dikenal sebagai praktisi pendidikan yang memiliki kemampuan dalam membaca dan menerapkan fungsi ilmu psikologi pada anak.
“Pola kurikulum PAUD yang diterapkan di Indonesia membuat anak-anak hanya duduk diam memerhatikan guru bicara dan menerangkan suatu hal,” tukasnya. Padahal, menurutnya, dengan cara begitu anak-anak akan sulit berkembang karena cenderung bersifat pasif sewaktu diberi pelajaran.
Lain halnya dengan pola empat pilar yang diterapkan. Pada pola itu, anak-anak turut dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar. “Misalnya dengan cara diajak berinteraksi dan memainkan peranan tertentu dalam beberapa objek yang dipilih sebagai sarana pembelajaran,” tutup dosen yang kerap mengisi seminar-seminar PAUD ini
Sumber: fisip-admniaga.unila.ac.id