Antara POSYANDU – BKB – PAUD
Pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai bagian dari upaya pengembangan secara holistic, menjadi suatu keniscayaan apabila kita menginginkan generasi yang berkualitas. Kebutuhan tumbuh kembang anak yan mencakup gizi, kesehatan, pengasuhan dan pendidikan harus dipahami sebagai satu yang utuh dan terpadu. Program ini diyakini dapat meningkatkan kinerja pendidikan dan kesehatan yang ditujukan oleh adanya peningkatan prestasi belajar anak, penurunan angka mengulang kelas dan putus sekolah, serta peningkatan status gizi dan kesehatan anak. Program Pendidikan Anak Usia Dini secara holistic diyakini juga dapat mempersiapkan anak menjadi lebih mandiri, adaptif, dan bermoral sehingga membentuk pribadi yang handal.
Pada saat ini pemerintah telah banyak memberikan perhatian terhadap berbagai usaha dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, penerapan pola asuh yang ideal dan pemeliharaan kesehatan serta pemberian asupan gizi yang seimbang. Harapannya proses tumbuh kembang anak dapat berjalan optimal sehingga tercipta sumber daya manusia masa depan yang sehat, cerdas, trampil, berkepribadian luhur serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bentuk perhatian pemerintah ini tercermin dengan digalakkannya kembali kegiatan BKB dan Posyandu serta dikembangkannya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan kegiatan seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Perhatian pemerintah ini ternyata mendapat sambutan positif dari masyarakat seiring dengan tumbuhnya kesadaran baru bahwa proses tumbuh kembang anak akan berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan anak selanjutnya.
Program Bina Keluarga Balita (BKB) sebagai salah satu program pemberdayaan keluarga bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang anak dilakukan melalui pengasuhan yang baik dan benar, dengan menggunakan media interaksi antara orangtua dan anak yang melibatkan orangtua secara aktif dalam mengasuh anak.
Sayang, kegiatan BKB, Posyandu dan PAUD selama ini terkesan berjalan sendiri-sendiri sehingga ada kesan di masyarakat bahwa ketiga kegiatan tersebut berjalan sendiri-sendiri dengan tujuan akhir yang tidak ada kaitannya satu sama lain. Sementara apabila didalami lebih jauh, kegiatan tersebut sebenarnya dapat dipadukan/disinergikan karena satu sama lain saling mengisi dan melengkapi, terutama bila hal ini dikaitkan dengan tujuan pendidikan untuk menjadikan “Anak Indonesia Sehat, Cerdas, Bercita-cita Tinggi dan Berakhlak Mulia” yang berdimensi holistic. Sebab kenyataan menunjukan, mereka yang sukses di masyarakat tidak selalu hanya pintar secara intelektual, tetapi juga yang baik kecerdasan social dan motoriknya.
Selama ini BKB dikenal sebagai kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kesadaran dan sikap orangtua serta anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang balita. Sementara Posyandu adalah kegiatan dalam rangka pelayanan kesehatan dan pemantauan status gizi bagi anak dengan harapan anak dapat tumbuh sehat dan ceria. Pelayanan kesehatan ini juga berlaku untuk masyarakat umum termasuk lansia. Sedangkan PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari beberapa pengertian tersebut dapat diketahui bahwa sasaran BKB adalah orangtua (ayah/ibu) dan anggota keluarga lainnya, Posyandu orangtua dan anak termasuk di dalamnya masyarakat umum dan lansia, sedangkan PAUD sasarannya adalah anak.
Mengingat sangat strategisnya peran program Posyandu – BKB – PAUD dalam pembinaan tumbuh kembang anak, maka program ini perlu mendapatkan perhatian bagi para pengambil kebijakan di daerah, sehingga program ini tetap menjadi prioritas pembangunan SDM. Keterpaduan program Posyandu – BKB – PAUD sebagai upaya untuk meningkatkan sinergi program dalam memenuhi kebutuhan hak-hak anak, sehingga keterpaduan merupakan pembinaan yang bersifat holistic dan komprehensif yang meliputi aspek kesehatan, gizi, psiko-sosial, serta moral spiritual dengan menerapkan pengasuhan yang tepat sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.
Sumber: yskk.org