Masyarakat Masih Awam Dengan Kontrasepsi
Pencanangan program KB, memerlukan penyebaran informasi mengenai alat kontrasepsi. Namun, seringkali pasangan bingung memilih alat kontrasepsi yang mereka butuhkan. DR. Harni Koesno, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), memaparkan bahwa pemilihan alat kontrasepsi dapat dilakukan menurut kebutuhan pasangan. "Misalnya, mereka sudah tidak menginginkan anak, atau masih menginginkan anak, mau disuntik, atau ditelan, dan sebagainya,” ungkapnya. Di sela-sela peluncuran website www.bicarakontrasepsi.com, di Hotel Millenium Jakarta, Jumat (24/2/2012).
Harni membantah rumor yang beredar bahwa penggunaan pil kontrasepsi dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Ia menjelaskan bahwa hal tersebut bukan diakibatkan oleh pil kontrasepsi, melainkan karena pola makan yang tidak terkontrol. Persepsi masyarakat menjadi kendala utama penyebaran kontrasepsi.
Masyarakat masih belum yakin penggunaan kontrasepsi aman bagi tubuhnya. Menurut dokter Harni, dunia maya/internet dapat menjadi alternatif untuk memperoleh informasi yang lengkap. Namun, informasi tentang kontrasepsi di internet belum bisa dikatakan akurat. Menurut survei tahun 2011 dengan judul “Clueless or Clued Up : Your Right to be Informed About Contraception” menunjukkan bahwa internet merupakan sumber informasi utama yang paling penting bagi responden (53%). Akan tetapi, tiap tiga orang pria dan wanita mendapatkan informasi yang salah dan tidak akurat melalui teman dan internet.
Atas dasar itulah PT Bayer Indonesia, beserta BKKBN, Asia Pasific Counsil of Contraception (APCOC), Perkumpulan Obstetrik dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan IBI, meluncurkan situs www.bicarakontrasepsi.com. Situs ini hadir untuk menjawab kebutuhan informasi masyarakat tentang kontrasepsi.
Dr. dr. Noyorono Wibowo, SpOG(K) , Ketua POGI, mendukung peluncuran situs ini. “Dengan adanya website ini, masyarakat akan mendapatkan informasi tentang kontrasepsi yang valid dan akurat,” ungkap Noyorono.
Sumber: gatra.com